PENYAKIT ATAU KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI, GAYA HIDUP SEHAT, TEKNOLOGI PADA SISTEM KOORDINASI
Jumat, 21 Februari 2014
4
komentar
Penyakit atau Kelainan
pada Sistem Koordinasi
Kelainan dan penyakit pada sistem
koordinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena adanya
kerusakan pada sistem koordinasi akibat luka, infeksi mikroorganisme,
penggunaan obat-obatan yang melebihi dosis, atau kerusakan sistem koordinasi
yang bersifat genetis. Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem koodnasi
adalah sebagai berikut :
A.
Kelainan dan
Penyakit pada Sistem Saraf
Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya
merasakan sakit di sebagian kepalanya.Bagian sebelah kiri maupun kanan.Penyakit
sistem saraf ini cenderung dianggap sepele.Namun bila dibiarkan, penyakit
sistem saraf ini dapat merusak sel-sel saraf pada otak menjadi rusak.
b)
Sakit Kepala
Penyakit sistem saraf ini sepertinya merupakan penyakit yang
paling banyak dikeluhkan oleh manusia.Penyebabnya, sebagian besar berasal dari
tingkat ketegangan pada sistem saraf manusia. Jika sudah begini, kepala akan
terasa sangat berat dan biasanya sering diikuti oleh hilangnya keseimbangan
tubuh.
c)
Vertigo
Tidak berbeda jauh dengan kedua penyakit sistem saraf di
atas, Vertigo juga mengakibatkan penderitanya menjadi pusing kepala, kehilangan
keseimbangan, tetapi justru kepala terasa sangat ringan, melayang dan sering
mengalami gangguan jika berada di ruangan.
d)
Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit sistem saraf yang berupa
kehilangan kemampuan untuk peduli kepada diri sendiri.Penderita penyakit sistem
saraf ini kehilangan kemampuan dalam hal mengingat peristiwa yang baru terjadi.
Penerita penyakit sistem saraf ini kemudian menjadi bingung, menjadi pelupa,
sering mengulang-ulang pertanyaan yang sama, bahkan tersesat saat berada di
tempat yang tak asing baginya atau sering dikunjungi.
e)
Stroke
Stroke merupakan kematian sel-sel otak
disertai gangguan fungsinya yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah
otak. Penyebab stroke yang paling umum adalah tekanan darah tinggi atau
arterosklerosis atau kedua-duanya.
f)
Meningitis
Penyakit sistem saraf ini disebabkan karena terjadinya
peradangan pada meninges.Penyakit sistem saraf ini dapat menular, dan
ditularkan melalui virus.Virus tersebut yang kemudian menginfeksi selaput saraf
pada manusia.
g)
Polio
Polio merupakan penyakit pada sistem
saraf yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-sel saraf motorik otak dan
sumsum tulang belakang. Penyakit ini menular dan jika sudah menyerang tidak
dapat diobati. Penularannya dapat melalui makanan. Pencegahan penyakit ini
dilakukan dengan vaksin antipolio yang diberikan pada bayi melalui imunisasi
oral (diminumkan).
h)
Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit pada sistem
saraf yang disebabkan karena adanya gangguan penghantar impuls listrik pada
sel-sel saraf, penderita tumor otak, trauma pada kepala, pengguna obat-obat
bius dan penderita cacat otak bawaan. Penderita epilepsi sering mengalami
kejang-kejang sampai dari mulutnya mengeluarkan cairan seperti busa. Epilepsi
dapat disembuhkan dengan berobat teratur.
B.
Kelainan dan
Penyakit pada Sistem Endokrin
1.
Sindrom Adrenogenital
Sindrom Adrenogenital merupakan
kelainan pada sistem endokrin karena terjadinya kekurangan produksi
glukokortikoid yang umumnya disebabkan oleh terjadinya kekurangan enzim
pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya hormon adrenotropin
meningkat dan merangsang zona retikularis untuk menskresikan androgen sehingga
mengakibatkan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pria pada seorang wanita,
yang disebut virilisme.
2.
Struma
Struma merupakan pembengkakan kelenjar
tiroid sehingga menimbulkan benjolan pada leher bagian depan. Penyebabnya
antara lain karena adanya peradangan tumor atau kekurangan yodium.
3.
Hipotiroidea
Hipotiroidea disebabkan oleh terjadinya
kekurangan hormon tiroid. Penyebabnya adalah kekurangan yodium pada makanan.
Oleh karena itu, penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi garam beryodium.
4.
Hipertiroidea
Hipertiroidea disebabkan oleh
terjadinya kelebihan sekresi hormon tiroid dari kadar normal. Gejala-gejalanya
adalah berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan meningkat,
jantung berdebar, dan BMR meningkat melebihi 20 sampai 100.
5.
Sindrom Cushing
Sindrom Cushing merupakan kumpulan
gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh terjadinya sekresi yang berlebihan
dari glukokortikoid dan pemberian obat-obatan kortikosteroid secara berlebihan.
C. Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra
1.
Kelainan pada Indra PenglihatanAstigmatis
a)
Astigmatis
Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada
mafa yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur.Hal ini terjadi karena
penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal secara
bersama-sama.Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.
b)
Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata
yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola
mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Kelainan
ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
c)
Hipermetropi
Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada
mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat.Hal itu terjadi karena
bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning.Kelainan
ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cembung (positif).
d)
Presbiopia
Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan
yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat dan jauh.Hal itu terjadi
karena daya akomodasi mata mulai berkurang.Kelainan ini dapat
diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
e)
Rabun Senja
Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat
melihat dengan baik pada senja dan malam hari ketika cahaya mulai
rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A.
Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan mengonsumsi rnakanan yang
banyak mensandung vitamin A.
2.
Gangguan pada Indra Pendengaran
a)
Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar
maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri, jamur, atau virus yang masuk
melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang
telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus, misalnya virus influenza.
b)
Tuli Mendadak
Tuli mendadak merupakan keadaan emergensi di
telinga, dimana telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa
disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.
3.
Gangguan pada Indra Peraba
a)
Kutu air
Kutu air adalah sebuah infeksi jamur pada
kulit, biasanya di antara jari kaki yang
disebabkan oleh jamur parasit, penyakit ini
menular.
b)
Kusta
Kusta adalah sebuah penyakit infeksikronis yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas.
c)
Panu
Panumerupakan salah satu
penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu ditandai oleh bercak
yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat..Jamur yang
menyebabkan panau adalah Malassezia
furfur.
4.
Gangguan pada Indra
Pengecap
a)
Mati Rasa
Mati rasa dibedakan menjadi
dua yaitu bersifat sementara dan bersifat permanen. Mati rasa sementara terjadi
ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas atau
terlalu dingin. Sedangkan mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan
saraf yang berhubungan dengan indra pengecap di otak karena si penderita mengalami
trauma pada bagian tertentu di otak.
b)
Kanker Lidah
Penyebab kanker lidah salah satunya rokok.Asap
yang lama mengepul di rongga mulut dan terkena lidah bisa memicu kanker lidah.
penyebab terbesar terjadinya kanker lidah karena merokok, terutama yang lebih
dari 2 pak per hari. Risiko tersebut akan meningkat jika mengonsumsi alkohol. Pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, radiasi,
sinar-X dan kemoterapi.
5.
Gangguan pada Indra Pembau
a)
Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa
kehilangan kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa
hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan
merokok, atau tumor otak bagian depan.
b)
Rhinitis Alergika
Rhinitis Alergika terjadi karena sistem
kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di
udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel
itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler.Partikel-partikel
itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu
reaksi alergi.
Teknologi Yang
Berhubungan dengan Sistem Koordinasi
1.
Elektroneuromiografi (EMG)
EMG merupakan suatu pemeriksaan yang non-invasif dan
dipergunakan untuk memeriksa keadaan saraf perifer dan otot.Dan merupakan
pelengkap dari pemeiksaan klinis neurologis maupun pemeriksaan penunjang lain
(mis.MRI), sehingga dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan.
Jangkauan
pemeriksaan EMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor Neuron (LMN) yang
meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan
otot.
2.
Somato Senseric Evoked Potential (SSEP)
Adalah pemeriksaan yang dipergunakan untuk melihat atau
mempelajari lesi-lesi yang letaknya lebih proksimal, sepanjang jaras
somato-sensorik (dengan kata lain yang tidak terjangkau dengan EMG – jadi dapat
yang bersifat Upper Neuron/UMN).
3.
Intraoperatif Neurofisiologik Monitoring
Suatu tindakan yang dikerjakan akan menempuh resiko.
Lapangan intraoperatif merupakan satu bagian yang penuh dengan resiko dan
pembedahan itu sendiri dapat menimbulkan berbagai resiko pada system
persyarafan dan anggota gerak.
Pembiusan
(anaesthesia) diaplikasikan untuk mencapai penekanan /supresi pada fungsi
motorik dan sensorik pasien selama proses pembedahan, namun supresi tersebut
tidak mampu memberikan informasi klinis dini/memberi peringatan dini kepada
operator jika terjadi bahaya yang mengancam, yang tepat pada waktunya.
Sebagai
metode alternatif dari monitoring dan untuk menjaga keselamatan fungsi syaraf
dari seorang pasien yang pada saat sedang dalam keadaan terbius total,
merupakan tujuan dari intraoperatif neurofisiologik monitoring.
Intraoperatif
Neurofisiologik Monitoring merupakan bagian dari neurofisiologi yang tergolong
berusia masih sangat muda.Alat ini baru dipergunakan sejak tahun 1994 di
Amerika Serikat.
Idealnya
adalah bahwa prosedur monitoring ini tidak menambah resiko dari pembedahan,
akan tetapi sebaliknya dapat menunjukan manfaat yang positif dalam mengurangi
insiden yang dapat membahayakan system persyarafan.
Suatu
tujuan dari intraoperatif neurofisiologik monitoring yaitu mendeteksi pada saat
yang tepat setiap terjadi kemundurang fungsi pada system persarafan yang dapat
terjadi selama operasi berlangsung, sehingga dapat segera kepada operator untuk
segera memodifikasi tindakan pembedahan agar fungsi dapat tetap terpelihara.
Gaya Hidup
Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Koordinasi
1.
Pola Makan Sehat
Dengan pola makan yang benar, yakni mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, tubuh akanmendapatkan nutrisi yang cukup. Itu artinya setiap
kali makan kita harus menyantap
makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (karbohidrat yang mengandung serat dan
zat gizi lainnya), vitamin serta mineral, protein, juga lemak.Tentu saja semua dalam jumlah
yang cukup, sesuai kebutuhan tubuh. Dengan pola makan sehat seperti ini maka sistem koordinasi dapat berfungsi dengan baik.
makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (karbohidrat yang mengandung serat dan
zat gizi lainnya), vitamin serta mineral, protein, juga lemak.Tentu saja semua dalam jumlah
yang cukup, sesuai kebutuhan tubuh. Dengan pola makan sehat seperti ini maka sistem koordinasi dapat berfungsi dengan baik.
2.
Istirahat yang Cukup
Salah satu cara menjaga sistem koordinasi adalah dengan tidur yang cukup. Setelah melakukan aktifitas
fisik dan otak seharian, manusia membutuhkan istirahat yang optimum yang juga
menjadi alternatif untuk menciptakan pola hidup sehat karena pada saat manusia
melakukan ini, otot dan otak yang selama ini bekerja dapat relaksasi dan
beristirahat.
3.
Olahraga
Olahraga setiap hari dapat membuat
mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan meningkatkan
kemampuan otak. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah
dan mempercepat aliran darah menuju otak.
4.
Hindari
Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar
seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang
mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan
pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat
menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat
baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PENYAKIT ATAU KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI, GAYA HIDUP SEHAT, TEKNOLOGI PADA SISTEM KOORDINASI
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ahmadalmadi.blogspot.com/2014/02/penyakit-atau-kelainan-pada-sistem.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
4 komentar:
Lengkap bagus, rapih, mantep lah, universitas mana ka?
Ehehe
UNWIDHA kak
UNWIDHA kak
Posting Komentar